Seba Baduy lebih dikenal merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahun, berpatokan pada penanggalan adat warga baduy untuk memberikan hasil bumi kepada pemerintah (menak), jarang sekali sebenarnya yang menggali makna dari acara seba ini secara mendalam padahal terdapat banyak sekali makna kehidupan yang bisa dipelajari didalamnya..
Banyak suri teladan yang patut ditiru dari kearifan lokal warga Baduy dengan prinsip lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung (panjang tak boleh dipotong, pendek tak boleh disambung). Artinya, masyarakat Baduy hidup apa adanya tanpa menambah atau mengurangi.
Warga baduy dalam berjalan berhari-harus menembus bukit, lembah dan jalan-jalan protokol untuk sampai di kota Serang tepatnya gedung ex pendopo provinsi Banten. Mereka berjalan tanpa mengunakan alas kaki dengan berpakaian adat membawa hasil bumi untuk diserahkan kepada pemerintah sebagai bentuk penghormatan, sedangkan warga baduy luar berbeda dengan Baduy dalam mereka menggunakan transportasi umum seperti masyarakat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar