Jumat, 19 Februari 2016

Cuplikan 2

Indah nian pagi ini, embun sejuk yang hinggap di dedaunan berkilauan bak permata putri raja, matahari tersenyum ceria di sela bukit geulis ujung sukabumi. Sejak subuh tadi hanafi sudah terbangun bersamaan dengan suara adzan yang saling bersautan dari corong speaker mushola-mushola kecil di kampungnya.

Bruk... Hanafi menjtuhkan badanya dia atas kasur tipis yang digelar ibunya, setelah hampir setengah jam ia berdzikir dan membaca surat Al Mulk ia tubtaskan di pagi itu, diatas sajadah hijau yang lecek ia gelar disamping kasur tempat ia tidur. Pagi itu hatinya menerawang jauh memikirkan kejadian sore akan pertanyaan nenek dan ibunya yang seakan tidak bersabar menunggu ia segera membawa oleh oleh dan pulang dengan cerita membawa uang hasil kerjanya. Jauh hayalan Hanafi menuju masa depan yang ia cita-citakan menjadi seorang sarjana ilmu komunikasi dan bisa bekerja sesuai bidang yang ia geluti itu.

Hadapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar