Jumat, 19 Februari 2016

Cuplikan 1

Sore itu mulai meredup langit murung dan sesaat ia meneteskan air ke bumi yg sudah lama menengadah menunggunya menetes akibat kemarau tahun ini yang sangat panjang. diruang tengah hanafi duduk seperti biasa menunggu waktu magrib tiba, dinyalakannya tv diruangan itu. Di deretan sofa yg sudah mengeras lapuk dan sobek ia duduk bersama ibu dan neneknya.

Hanafi sosok penuda yang benar-benar pendiam dan sering dipuji orang kampung karena ia hampir tidak pernah ikut ikutan nongkrong dengan anak-anak abg di kampung itu. Bahkan saat ada hiburan di kampung tetangga ia seakan acuh dan hanya berdiam di rumah. Pernah ia ditanya bibinya saat ada panggung orkes di kmpung tetangga, Hanafi, kenapa tidak nonton orkes di kampung sebelah padahal seru katanya, artisnya dari kota? ah gimana abg ini gk pernah keluar, ledek bibinya sambil tersenyum ke arah hanafi. Dengan santainya ia menjawab ledekan bibinya itu, ah bibi ini, aku males lihat kaya gituan mendingan santai saja dirumah, padahal ia ingin sekali pergi kesana. tetapi sudah terlanjur malu di cap anak baik baik di kampung, masa anak baik sekampung hobinya nonton orkes gerutu hanafi dalam kesendirian.

Nyaris ia tidak punya teman di kampungnya karena sikap yang pendiam dan tidak pernah keluar rumah saat pulang dari kota tempat ia merantau melanjutkan sekolahnya. Memang hanafi sejak lulus sd sudah pergi ke koga untuk sekolah di Madradah Tsanawiyah Negeri.

Sore itu hanafi ingin merasakan kebersamaan bersama kekuarga yang entah kapan ia dapatkan semenjak perceraian ayah dan ibunya saat ia duduk di kelas 6 SD.

Nak, lihat tuh Hadin anaknya bu yatih ia juga di jakarta dipercaya ngurus mesjid sama dapat uang bulanan. Kirain kamu kaya gitu juga dapet uang jadi tiap bupan tidak usah dikirim dari rumah ujar neneknya hanafi sambil mengelus pundaknya. Hanafi terdiam mendengar ucapan neneknya, ibunya menyahuti perkataan neneknya iya itu Hadin sudah bekerja di jakarta dan dapat gajih bulanan gak tahu gimna caranya. Hanafi semakin terdiam dengan perkataan nenek dan ibunya tenggelam dalam lamunan akan masa depan ia yang masih mengawang ngawang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar