Sabtu, 29 November 2014

Kami Ada Diujung Sukabumi

KAMI ADA DI UJUNG SUKABUMI (JAMPANG)
Oleh    : Ikin Sodikin (larva jampang)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Sukabumi merupakan salahsatu daerah yang cukup luas di provinsi Jawa Barat, menjadikan daerah ini sulit untuk berkembang di bidang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya, khususnya di daerah pelosok sukabumi selatan yang lebih akrab di panggil dengan kata Jampang, mayoritas penduduk disana mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian mereka sehari-hari, dengan luasnya lahan pesawahan dan perkebunan hampir 70% dari warga daerah tersebut bertani dan berkebun. Sulitnya transportasi menuju kota menjadi kendala terbesar bagi para petani ini untuk berkembang, selain jarak yang cukup jauh untuk menuju pusat kota, jalan serta alat transportasi yng masih minim seringkali menjadi keluhan bagi para petani untuk mendistribusikan hasil dari pertanian mereka, para pengepul dan tengkulak lah yang akhirnya menjadi andalan mereka untuk mendistribusikan hasil pertaniannya, harga yang minim dan jauh dari harga pasaran pada umumnya yang di patok para pengepul dan tengkulak menjadi harga mati bagi mereka, peran pemerintah daerah sangatlah di butuhkan untuk mengatasi permasalahan ini agar orang jampang bisa berkembang dari segi ekonomi yang tentu akan sangat berpengaruh pada faktor-faktor kesejahteraan lainnya seperti pendidikan dan kesehatan yang sangat minim. 
Jalan ini mungkin mengerikan untuk dilewati orang-orang pada umumnya khususnya warga kota yang terbiasa dengan jalan mulus beraspal, tapi bagi kami urang Jampang inilah jalan kami satu-satunya untuk keluar dari tempat kami tinggal tak ada pilihan meski terlihat mengerikan, jika musim penghujan tiba apa bedanya dengan sungai yang baru kering licin penuh bebatuan. Ayo muda mudi keluar dan tinggalkan sesaat keheningan pesok desa  berkarya dan tunjukan bahwa kita ada bagian dari Indonesia yang seharusnya Raya.



Mana saja yang temasuk urang jampang itu? banyak orang-orang sukabumi sendiri kurang tahu daerah mana saja yang sering di sebut dengan jampang melalui redaksi Kabar Jampang saya tulis kutipannya berikut “Urang Jampang  adalah sebutan untuk masyarakat yang berada di  Pajampangan Sukabumi Selatan Jawa Barat , atau orang orang yang berasal dari daerah ini . Jampang terbagi ke dalam tiga wilayah,  yaitu  Jampang Wetan , meliputi :  Purabaya, Pabuaran,Sagaranten dan  Cidolog.  Jampang Tengah , meliputi : Bojong Lopang, Bojong Jengkol, Bojong Haur dan Lengkong. Jampang Kulon, meliputi : Kalibunder, Cimanggu, Cibitung, Ciracap, Ciemas dan Surade”.(Kabar Jampang Red.)
Jauh di perantauan, di tengah bisingnya keramaian kota tak menjadi alasan untuk saya lupa dengan kampung halaman, suasana hening pedesaan serta harmonisnya hubungan kekeluargaan membumbungkan lamunan akan rindu pada tanah kelahiran. Sedikit saya ingin berbagi dengan kawan-kawan tradisi unik yang jarang ditemukan di tengah bisingnya kota, kami biasa menyebutnya dengan “mayoran” yaitu acara makan bersama dengan  keluarga dan handai taulan, acara ini sangat istmewa di mata saya dimana kebersamaan dan rasa persaudaraan terlihat sangat menonjol di dalamnya. Biasanya tetangga atupun saudara membawa nasi beserta lauk pauk dari rumahnya masing masing beralaskan daun pisang yang sudah di dilempeuh (didekatkan ke api agar tidak mudah sobek) dalam bahasa sundanya, mereka berkumpul di pekarangan rumah ataupun di saung sawah selepas bertani, makanan dan lauk pauk itu mereka sajikan bersama dengan yang lainnya, ikan asin, rebusan daun singkong dan sambal terasi yang biasa menjadi menu andalannya dilahap bersama diselingi obrolan ringan, seakan menghilangkan rasa lelah setelah seharian bertani di bawah terik matahari.



Terima kasih ya Allah, kau telah beri kami anugerah yang tiada tara berupa rasa kebersamaan dan persudaraan yang sangat erat, berkahi dan kuatkan tekad kami untuk generasi lebih baik di masa yang akan datang demi kemajuan bersama, anak-anak desa harus tetap sekolah mereka harus punya cita-cita seperti anak lainnya, kalian bagian dari bangsa yang besar maka bermimpilah setinggi angkas agar saat engkau terjatuh engkau berada diantara bintang bintang, demikian yang di pesankan Ir. Soekarno pada kita. Begitupun mentri pendidikan yang baru di era kepemimpinan Jokowi Bpk. Anies Baswedan memberi kita motivasi selaku anak desa “lahir boleh dimana saja tapi mimpi semua harus di langit”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar