Cinta Hakiki, Bukan Fantasi
Cinta; kata yang indah, penuh keromantisan, walaupun terkadang hanya
kata semu penuh penipuan. Cinta bisa indah, romantis, sejuk bahkan
menentramkan, jika memang cinta yang sesungguhnya. Akan tetapi, cinta bisa
rendah, semu, hina bahkan menakutkan, jika hanya balutan nafsu durjana.
Cinta yang hakiki telah mela-hirkan banyak pejuang yang begitu khusyu', lirih, menangis bahkan
merintih mengais kasih. Penuh kenikmatan dan kelezatan kepada Robbnya, walaupun
di siang hari mereka lelah, peluh keringat dan darah, menghunus pedang dan
senjata menikam semua penghalang dan penghadang kekasih yang di cintainya,
Allah Azza wa Jalla.
Akan tetapi cinta aspali (asli tapi palsu sekali) banyak
menampilkan anak manusia yang di waktu malam tertawa berdua mengumbar hawa,
menguras tenaga mengeluarkan durjana, mencicipi sekerat rasa di jurang neraka,
walaupun di siang hari setelah itu banyak terjadi tangis kecewa penuh duka,
sulit jiwa lelah rasa, berfikir resiko tiada tara, bahkan lebih menakutkan selanjutnya,
hidup celaka di dunia, akhirat menanti untuk di siksa di api neraka.
Allah swt berfirman:
"Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling
mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara
mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), dan kamu mencintai harta benda
dengan kecintaan yang berlebihan. Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi
digoncangkan berturut-turut, dan datanglah Rabbmu; sedang malaikat berbaris-baris.
dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari ingatlah manusia
akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan:"Alangkah baiknya kiranya aku dahulu
mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". Maka pada hari itu tiada
seorangpun menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorangpun yang mengikat
seperti ikatan-Nya. Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati
yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,dan
masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al-Fajr (89):17-30)
Cinta hakiki hanya didapat dari pemiliknya, yaitu Allah swt. Hanya cinta kepada-Nya dan kerena-Nya, kita akan meraih cinta yang
sesungguhnya.
Apa tanda-tandanya? Allah swt berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberiannya) lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-Maidah (5): 54).
Di dalam ayat ini Alloh menyebutkan empat tanda:
1.
Mereka adalah orang-orang yang bersikap lemah lembut terhadap
orang-orang mukmin. Menurut Atha' sikap ini seperti sikap orang tua kepada
anaknya.
2.
Bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Sikap mereka kepada
orang-orang kafir seperti singa yang menghadapi mangsanya.
3.
Berjihad(ekspresi cinta dengan sesungguhnya) dengan jiwa,
tangan, lisan dan harta. Ini merupakan perwujudan pengakuan cinta.
4.
Tidak peduli dengan celaan orang yang suka mencela karena urusan
Alloh SWT. Ini merupakan tanda cinta yang sebenarnya. Sebab setiap orang yang
mencintai tentu tidak lepas dari celaan orang
lain karena cintanya terhadap sang kekasih.
Bagi mereka Islam merupakan tali persaudaraan yang kokoh di
antara sesama muslim. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Baik
orang itu sebangsa dan setanah air, maupun tidak. Kebangsaan yang sejati dan
kokoh sampai akhirat nanti bagi mereka adalah Islam. Tanah air yang sejati bagi
ruh muslim yang sejati adalah Islam.
Bagi mereka merupakan suatu kewajiban mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap sesama muslim lainnya.
Saling menolong, saling menghormati dan saling menasehati. Mereka saling
menebar salam saat bertemu dan berpisah, saling jenguk muslim yang sakit,
saling mendo'akan kebaikan, saling berziarah berbagi hadiah. Allah swt
berfirman memuji mereka, "Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan)
wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu meng-gunjing
sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan ber-taqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat (49):
10-12).
Begitu pula sebaliknya semua ben-tuk
penyelewengan dan penyimpangan kemanusiaan sangat
mereka benci. Kesyirikan yang merendahkan ke-manusiaan, kekufuran yang
meluluh-lantahkan kebenaran, kemaksiatan yang mengaburkan kejujuran sangat geram
mereka rasakan, sangat berusaha untuk dijauhkan dan sangat enggan mereka
berdekatan. Tak ada kompromi mengikuti rayuan pelaku maksiat, tak ada cinta dan
loyal bagi pendukung dan pelaku kekafiran, juga kesyirikan.
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum
yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka
itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka denga
pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bhwa sesungguhnya
golongan Allah itulah golongan yang beruntung." (QS.
Al-Mujaadilah (58): 22).
Bukti cinta sejati mereka
tampak dalam kegigihan dalam mendaki bukit cinta yang terjal. Menyeberangi
jurang hawa yang menganga.
Menuju kekasih yang dicintainya dan meraih
kecintaan dari kekasihnya mendorongnya untuk
mengejar langkah-langkah mendekatinya dengan semaksimal tenaga serta apa
saja yang dimilikinya. Kesungguhan, keuletan, kejujuran dan keteguhan menuju
kekasihnya dan apa yang dicintai kekasihnya merupakan langkah-langkah dalam
setiap detik kehidupannya. Air mata, keringat, otot kuat, sendi perekat, mata tak terpejam, otak yang terkuras, hati
yang tertekan, rambut yang lusuh, darah yang
mengalir, harta yang tersimpan, semuanya dibawa dan dipersembahkan untuk
meraih cinta kekasihnya, Allah Azza wa Jalla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar