Perjalanan yng sungguh mengasyikan bersama kawan-kawan di hari kemerdekaan 17 Agustus 2016. Satu munggu sebelum kami mengagendakan trip ke pulau Panjang Banten ada sekitar 15 orang yang mau ikut bersama rombongan, kami merencanakan keberangkatan di hari selasa 16 Agustus 2016 tepat pukul 05.30 saya dan dua teman lainnya yang kebetulan tinggal satu kontrakan sudah bersiap menuju halte depan kampus untuk menunggu teman-teman lain yang sudah kami kabari agar kumpul lebih pagi. Hampir satu jam hingga pukul 06.30 kami menunggu di depan halte barulah beberapa teman kami muncul danq berkumpulah 10 orang yang siap ikut petualangan ini. Sengaja memang kami berangkat pagi pagi karena harus menggunakan kreta tujuan Serang yang hanya dua kali melintas di stasiun Serpong yaitu pagi sekitar pukul 07.56 dan sore hari sekitar pukul 15.00. Tepat pukul 07.00 kami sudah sampai di stasiun pondok ranji untu segera bergegas ke stasiun serpong karena memang kereta ekonomi menuju serang tidak berhenti di stasiun pondok ranji tetapi di stasiun serpong, perjalanan menggunakan kereta memang sangant menyenangkan selain murah dan nyaman kami sepanjang perjalanan disuguhi pemangan pesawahan dan ladang yang membentang luas di pinggiran rel seakan mengisyaratkan kepada kami bahwa betapa luas dan eloknya negeri ini INDONESIA.
Perjalan sekitar 4 jam sampailah rombongan kami di stasiun Serang beruntung salah satu teman kami adalah orang asli Banten yang mengerti bahasa Jawa Banten yang bagi saya sebagai orang sunda asli bahasanya agak sedikit aneh...hehe. perjalan kami berlanjut menggunakan angkot cukup 6000 rupiah dengan tujuan pelabuhan Karangantu sebelum kami menuju Pulau Panjang, pelabuhan inilah yang menjadi salah satu penghubung warga Pulau Panjang untu pergi ke kota serang berbelanja kebutuhan pokok dan lain sebagainya, tak heran jika setiap hari pasti ada kapal warga yang berisi bahan bahan pokok seperti beras, bahan bakar solar, bensin hingga tabung gas dan keperluan warga lainnya untuk di jual nanti di pulau. Setelah kami menyapa warga pulau dan pemilik kapal akhirnya kamipun naik untu ikut bersama mereka menyebrang menuju pulau Panjang tarifnya memang sangat murah sekitar 10.000 perorang sampailah kita di dermaga pulau panjang.
Perjalan kami sempat terhambat karena perahu motor yang kami tumpangi mogok, kata pengemudinya sih gara gara aki motornya yang sudah soak. Kamipun menunggu di atas kapal sekitar satu jam lamanya, tapi tak apa kita bisa ngibrol dan foto foto bareng sambil menikmati suasana pelabuhan dengan hilir mudik perahu nelayan yang membawa ikan hasil tangkapan.
Tepat pukul satu siang barulah kapal motor yang kami tumpangi selesai diperbaiki. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhkam dengan megahnya bentangan laut dan pulau pulau yang ada di sekitarnya, sungguh pengalaman yang sangat mengasyikan. Jangan lupa bawa kamera yang bagus saat kalian ingin berkunjung ke pulau ini, sebab banyak spot keren banget untuk kalin berpose bersama teman teman. Sensasi yang tak mungkin kami lupakan saat kapal motor mulai menerjang hempasan ombak di tengah lautan sesekali kami berteriak merasakan sensasi yang sungguh menyenangkan. Selama satu jam perjalanan sampailah kami di dermaga pulau Panjang dari jauh sudah tampak rumah yang berderet di tepian laut sungguh indah dan elok dipandang mata kebih jauh lagi kami memandang rimbunnya hutang mangrove yang aduhai mempesona dan menyegarkan mata.
Tepat pukul dua siang sampailah rombongan di dermaga pulau Panjang kamipun bergegas mencari salah satu rumah warga pulau yang merupakan teman kami di kampus. Sepanjang kami menyusuri perkampungan keramahan warga pulau yang menyapa kami sepanjang jalan meyakinkan kami bahwa Indonesia memang ramah dimanapun serasa dirumah dan tidak usah takut untuk berjalan dan menelusuri sisi indah dari bumi pertiwi ini.
Sore harinya kami berencana ingin ke pantai yang ada di sekitaran pulau panjang, setelah beristirahat dan makan kamipun bergegas shalat ashar dan bersiap untuk berjalan menuju pantai, tujuan kami kali ini ialah pantai pasir putih biasa orang orang sekitar menyebutnya. Dengan semangat kamipun segera bejalan menelusuri jalanan kecil yang ditutupi rimbunnya pepohonan. Jaraknya lumayan jauh dan melelahkan juga jika jalan kaki sekitar 40 menit barulah kita sampai di lokasi, setibanya di tempat yang dimaksud kami memang agak sedikit kecewa karena ternyata bukan pantai tapi seperti dermaga dan tempat para nelayan mancing, tapi perjalanan kami yang melelahkan terbayar saat matahari terbenam yang menampakan keindahan luar biasa beserta hilir mudik kapal nelayan yang terlihat kecil di tengah lautan sungguh pemandangan yang elok dan menawan. Kamipun tidak menyia nyiakan momen yang langka itu untuk berpoto berlatarkan lautan yang terbias cahaya orange matahari sore.
Hari semakin gelap kumandang waktu maghribpun tiba segera kita bergegas untuk mencari mushola sekitar dermaga, sore itu lampu di pulau yang biasa menyala dari pukul enam sore hingga enam pagi entah ada gangguan apa padam dan gelap menyelimuti perjalan kami, beralatkan senter hp kami berusaha menerangi mushola untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah.
Seusainya shalat kami bersiap untuk pulang ke tempat kami menginap, sekitat pukul setengah tujuh malam lampu di pulau itu belum juga menyala. Akhirnya kami berjalan meski ditengah gelap untungnya cahaya rembulan malam itu sedikit menerangi perjalan.
Malam harinya yang tadinya ingin mendirikan tenda kami urungkan dengan melihat kondisi dan lokasi yang kurang memunkinkan, kami memutuskan untuk tinggal malam itu di rumah warga. Malam harinya pemuda sekitar berdatangan menemui kami dan kamipun ngobrol ngobrol santai dengan mereka, kami benar benar terkejut dengan keramahan dan cara mereka menyambut tamu, satu kantong kresek makanan mereka bawa untu disuguhkn kepada kami.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar